Yayasan Hati Suci dan Kupuku Indonesia Dorong Kerjasama Lintas Agama Tingkatkan Kualitas Pendidikan

FNJ Indonesia, Magelang.- Yayasan Hati Suci bersama Kupuku Indonesia berkolaborasi dengan para mitra strategis untuk mewujudkan komitmen program kerja sama lintas agama di bidang pendidikan.

Komitmen ini diwujudkan dengan rangkaian kegiatan pelatihan pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk guru-guru jenjang SMP dan SMA dari kedua yayasan pendidikan tersebut, serta program live in dan studi banding di SD Kanisius Kenalan, Magelang, selama 5 hari.

Program live in dan studi banding melibatkan 28 perwakilan orang tua, kepala sekolah, guru, dan siswa kelas 4-6 SD. Tujuan program ini adalah untuk mendapatkan pengalaman belajar dan berkegiatan bersama yang sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.

“Yayasan Hati Suci yang telah berdiri sejak tahun 1914 telah berkontribusi secara nyata dalam memutus rantai kemiskinan dalam satu generasi, serta meluncurkan berbagai inisiatif yang memberikan dampak nyata pada pendidikan,” ujar Ir. Joseph Dharmabrata, Ketua Dewan Pembina Yayasan Hati Suci.

“Melalui Kupuku Indonesia, Yayasan Hati Suci memperluas jangkauan dampak secara nasional, dengan menjangkau ribuan sekolah, puluhan ribu orang tua, dan ratusan ribu peserta didik. Semangat kami adalah mewujudkan kasih, harapan, dan masa depan bagi banyak orang dengan dampak yang merata dan signifikan,” imbuhnya.

Yayasan Hati Suci dan Kupuku Indonesia percaya bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) unggul akan menjadi kunci bagi masa depan yang lebih berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa dengan mengintegrasikan SDGs di dalam pembelajaran sejak dini adalah kunci dalam membangun masa depan yang lebih baik,” kata Satrio Anindito, Acting CEO KUPUKU Indonesia.

“Melalui kolaborasi yang terbangun di dalam Program Kerjasama Lintas Agama di Bidang Pendidikan ini, kami berupaya untuk membangun iklim dan ekosistem pendidikan yang nyaman, aman, dan menyenangkan untuk anak-anak belajar,” imbuhnya.

Selama program live in di SD Kanisius Kenalan, para perwakilan dari kedua yayasan pendidikan mendapatkan pengalaman pembelajaran yang berorientasi pada sosial, ekonomi, dan budaya, yang secara paralel juga meningkatkan numerasi dan literasi para siswa.

Contohnya, pada kegiatan Remen Peken (Suka ke Pasar), para siswa diberikan ruang untuk berjualan produk-produk hasil karya para siswa di pasar. Para siswa juga mewawancarai pedagang di pasar untuk mengidentifikasi bahan dasar dari berbagai dagangan yang ada di pasar. Secara paralel, para siswa terasah rasa percaya diri dan belajar berkomunikasi di dalam komunitas pasar.

Dr. Dwi Ilham Rahardjo, M.Pd., Dewan Pakar dan Pendamping Program (Widyaprada BBPMP Provinsi Jawa Timur), mengungkapkan, “Di tengah krisis pembelajaran yang dihadapi, konsep Merdeka Belajar menjadi semakin relevan. Sebagai solusi untuk mengatasi tantangan tersebut, bentuk kegiatan kokurikuler di SD Kanisius Kenalan, memberikan inspirasi dalam memajukan sistem pendidikan yang mengakselerasi pembentukan SDM Unggul di Indonesia.”

Rangkaian kegiatan ini menjadi awal dari Program Kerjasama Lintas Agama di Bidang Pendidikan yang ke depannya diharapkan dapat diterapkan di 621 sekolah di Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Cabang Banyuwangi dan 59 sekolah di Yayasan Karmel Keuskupan Malang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *