Publik Tak Percaya Firli Bahuri

Jakarta- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil survei tentang kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum dan KPK menempati urutan terakhir.

Dari hasil survei tersebut KPK mengalami penurunan kepercayaan publik yang sebelumnya 70,2 persen menjadi 59,8 persen.

Aktivis pergerakan dan demokrasi Harda Belly menyoroti itu dan menganggap sebagai kegagalan kepemimpinan Firli Bahuri.

“Sangat miris, KPK semestinya mendapat kepercayaan publik sekarang malah merosot tajam bahkan menjadi lembaga penegak hukum yang paling tidak dipercaya publik. Tentu itu merupakan ketidak becusan Firli Bahuri sebagai pimpinan,” kata Harda dalam keterangannya di kawasan Tebet, Rabu (09/06/2022).

Harda mengatakan bahwa sejak awal keberadaan Firli memang penuh kontroversi bahkan banyak penolakan dari berbagai kalangan.

“Maklum KPK kalau seperti saat ini, sejak awal memang penuh masalah bahkan demo berjilid-jilid gara-gara Firli memimpin KPK,” jelasnya.

Bahkan, lanjut Harda, lembaga antirasuah itu kehilangagan taring dan korupsi semakin merajalela “KPK sudah tidak ditakutkan koruptor soalnya tidak ada prestasi sama sekali,” ungkapnya.

Harda menyebut tidak ada lagi yang perlu dibanggakan dari KPK karena memang kerjaannya cuma Operasi Tangkap Tangan dan tidak pernah memproses laporan dari masyarakat.

“OTT doang yang ditonjolkan untuk membuat kesan bekerja padahal banyak kasus besar yang dilaporkan masyarakat tidak ditindak lanjuti,” kesalnya.

Lebih lanjut Harda mencontohkan ketidak jelasan proses hukum dari laporan dugaan korupsi proyek Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) Rp 48 miliar yang diduga dilakukan oleh Eks Walkot Tangsel Airin Rachmi Diany.

“Terus kapan dugaan korupsi proyek Kawasan Pertanian Terpadu di Tangsel itu diungkap, padahal jelas-jelas proyeknya mangkrak dan sudah dilaporkan oleh masyarakat serta masih banyak laporan lain yang kerugiannya ditaksir puluhan bahkan ratusan miliar yang tidak diproses oleh KPK,” beber dia.

“Semestinya KPK menindak lanjuti laporan itu dan segera menangkap Airin karena diduga sebagai dalangnya,” terangnya.

Terakhir Harda mengatakan, selama Firli Bahuri tidak berbenah diri untuk memperbaiki kinerjanya maka tidak ada harapan lagi dalam pemberantasan korupsi oleh KPK.

“Kalau Firli tidak berhenti membuat kontroversi dan ttidak intropeksi diri, KPK sungguh ada di ujung tanduk,” tutup Harda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *