“No One Left Behind on ASEAN Matters“
FNJ Indonesia, Jakarta, 6 September 2023.– Masyarakat Sipil Indonesia menggelar konferensi Pers di Sekretariat Migrant Care Jatipadang Jakarta Selatan pada hari Rabu (6/9). Agenda ini untuk menyuarakan keprihatinan mereka atas ASEAN Summit ke-43 yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 5-7 September 2023.
Dalam konferensi pers tersebut, masyarakat sipil Indonesia menyatakan bahwa ASEAN telah gagal untuk melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Padahal, piagam ASEAN sendiri berbunyi “WE THE PEOPLE” yang berarti bahwa ASEAN adalah komunitas yang dibangun oleh rakyat untuk rakyat.
“ASEAN seharusnya membuka mata dan telinga lebar-lebar untuk mendengar dan melihat realitas kehidupan yang dihadapi rakyat di kawasan ASEAN yang kondisinya tidak sedang baik-baik saja,” kata Direktur Eksekutif Migrant Care, Wahyu Susilo.
“Demokrasi di kawasan ASEAN sedang dalam ancaman dan ruang kebebasan masyarakat sipil makin menyempit. Ketimpangan, kemiskinan, kerusakan lingkungan, kekerasan terhadap perempuan dan ketidakadilan adalah kondisi yang dihadapi oleh sebagian besar rakyat di kawasan Asia Tenggara,” lanjut Wahyu.
Masyarakat sipil Indonesia juga menyoroti tantangan masalah keamanan non-tradisional yang dihadapi ASEAN, seperti krisis kesehatan masyarakat, perubahan iklim, ketahanan pangan dan sumber daya air, keamanan digital, serta kejahatan lintas batas negara.
“Ada berbagai usulan disampaikan terkait ASEAN mengenai pekerja migran dan perdagangan orang, ekonomi perawatan yang berkeadilan gender, transisi energi yang cepat, adil dan transformatif, bisnis yang berkelanjutan dan inklusif, agenda perempuan, perdamaian dan keamanan, kesetaraan dan keadilan gender serta perwujudan ASEAN sebagai kawasan yang ramah HAM dan bebas dari ketimpangan,” lanjut Wahyu.
“Namun harus diakui bahwa inisiatif masyarakat sipil untuk ASEAN yang lebih baik ini masih dianggap sebelah mata oleh pemerintah Indonesia yang menjadi Ketua ASEAN,” ujar Wahyu.
Dalam konferensi pers tersebut, masyarakat Sipil Indonesia menyerukan ASEAN untuk:
• Menginklusifkan rakyat dalam pengambilan keputusan ASEAN.
• Mendengarkan aspirasi dan keluhan rakyat.
• Menghargai peran dan kontribusi masyarakat sipil.
• Membangun ASEAN yang ramah HAM dan bebas dari ketimpangan.