Perjalanan demi perjalanan di Eropa Barat dihari ke-16 sejak meninggalkan tanah air, melintasi 10 kota besar dari 4 negara (Francis, Belgia, Jerman dan Belanda), saat ini musim panas meski pagi dan sore hari tetap saja terasa dingin khususnya para toursm orang-orang asal asia pada umumnya. Cuaca masih dikisaran 15-22 Derajat.
Fasum and Fasus
Fasilitas Umum dan Fasilitas Khusus di eropa relatif memuaskan, penataan kota hingga kampung-kampung nampak rapih, Bangunan sesuai aturan huni, ladang nampak teratur, lalu lintas tertib, jalanan sesuai peruntukan, parkiran tidak bisa sembarangan, pemukiman terbagi sesuai porsi penduduk, hampir-hampir selama perjalanan tidak bertemu macet dan manusianya nampak bersahaja, mandiri, Sejahtera, sosial dan rama bila diajak komunikasi.
Unik tapi nyata
Diantara Pegowes selama perjalanan terlihat semangat, padahal beberapa tim mengkhawatikan, sebut saja soal umur ada yang beranjak ke-70 an tahun, tapi alhamdulillah berkat doa dan kerja extra serta semangat kebersamaan 10 hari Gowes keliling eropa berjalan mulus meski ada insident kecil seperti meletus ban sepeda, rantai terjepit, nabrak trotoar akibat menyaksikan pemandangan yang tidak biasa, keluar jalur sepeda, sulit membiasakan jalan sebelah kanan dan sering salah jalan akibat Maps tidak bersahabat dan keasyikan Gowes.
Om TUTI (Tukang Tidur)
Mr.S misalnya suka tidur dijalan, asal ada celah dikit pasti tertidur, entah duduk sambil tiduran, ngobrol pun bisa ketiduran dan hampir setiap singgah melepas penat pasti tidur meski waktunya variasi sesuai sikon, di Hotel paling cepat tidur, hal ini mungkin faktor U-mur dan kebiasaan.
Baru belajar Sepeda Ikutan Gowes.
Istimewa Mr.AB, hampir tidak masuk akal baru belajar sepedaan hanya faktor semangat dan mumpuni ongkos, dia berani ikut Gowes berhari-hari non stop dengan jarak tempuh rata-rata 100 km lebih sehari, eh… malah berani ikutan Gowes, percaya atau tidak ternyata lolos dengan selamat meski ada keluhan-keluhan seperti kecapean, ingin sampai cepat, sampai di hotel sulit geser dari tempat tidur. Tapi sosok satu ini pengusaha Passive Income sejak umur 40-an dan sekarang sudah diumur 70-an beranak 3 orang dan cucu 5 orang, di juluki sebagai bung KRL karna makin banyak tanjakan makin senang dan yang luar biasa Istri dan anaknya sudah tungguin di etape terakhir yaitu Amsterdam Belanda.
Problem Membawa Nikmat.
Sang Inisiator, beliau Andi Fatahangi daeng Mappile, dia cukup sepuh 68 Tahun tapi semua perjalanan etape demi etape dialah raja jalanan, turun tanjakan sama saja apalagi datar, managerial tenaganya sangat bagus dan sering ngajak tarikan dijalur-jalur bebas hambatan dan Puang Fatahangi selalu terdepan. Hal membanggakan buat kami semua dan patut diapresiasi, selalu jadi teladan dan memberi solusi setiap ada kendala atau ketidaksepahaman dalam aktivitas, baik itu sifatnya kecil maupun yang mengarah kepada perselisihan panjang, dialah yang selalu memberi nasehat, menengarai urusan, menyemangati kita diarena ketika sedang kelelahan, suka berbagi baik fikiran maupun materi bila ada yang kurang, tentu yang lain ikut memberi sumbangsi besar seperti Pak Jenderal Puguh Santoso, Om Andang Hendar, Kaka Ube, Om Darman juga Pak Anton Bangung, mereka semua kami teladani, mereka siap korban demi kebersamaan.
Abdul Rauf
Ketua Umum KAPTEN INDONESIA
Melaporkan dari Amsterdam Belanda