FNJ Indonesia, Jakarta.- Kursi Menteri Pemuda Dan Olahraga (Menpora) yang kosong setelah ditinggalkan Zainuddin Amali pasca terpilih menjadi Wakil Ketua Umum PSSI dan juga Komisaris Bank Mandiri mulai ramai dibincangkan publik.
Setelah serah terima jabatan Zainudin Amali kepada Muhajir Efendy selaku Pelaksana Tugas Menpora, beberapa nama santer diprediksi memiliki kans kuat untuk mengisi kekosongan jabatan Menpora ini.
Mulai dari Ketua Umum DPP KNPI Riyano Panjaitan, Relawan Pemenangan Jokowi M. Rafik Perkasa Alamsya, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dan Duta Besar Indonesia untuk Havana Kuba Nana Yuliana.
Nama Nana Yuliana yang mulai mencuat belakangan ini bahkan dinilai oleh banyak pengamat bisa menjadi kandidat terkuat.
Direktur Litbang Indonesian Good Governance Watch (IGW) Sandri Rumanama menilai keempat kandidat ini memiliki kontribusi politik dan terlahir dari rahim aktivitas yang sudah berkompeten serta memiliki kemampuan dalam menata urusan kepemudaan dan keolahragaan.
“Mereka semua saya pikir layak kok, histori-nya kementerian satu ini kan milik aktivis dan mantan mantan ketua KNPI, saya rasa mereka berempat semua terlahir dari KNPI “. Ucap Sandri Rumanama yang saat ini juga aktif sebagai fungsionaris DPP KNPI.
Rumanama menilai bahwa selain dari kalangan aktivis pemuda, kursi menteri Pemuda dan Olahraga sudah seharusnya menjadi jatah partai Golkar dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf sehingga keempat tokoh ini layak mejadi kandidat.
“Wajar doang keempat nama ini menguat, wong mereka semua aktivis pemuda dan memang politisi kader Golkar inikan jatahnya Partai Golkar,” tutur Sandri Rumanama.
Menurut Rumanama keempat figur ini sangat terkenal di kalangan pemuda sehingga dengan cepat nama mereka beredar di publik.
Ketika ditanya siapa jagoan dirinya karena Indonesian Good Governance Watch (IGW) belakangan ini dianggap sakti karena prediksi dan analisisnya mulai dari isu pergantian menteri sosial mereka jagokan risma hingga beberapa komposisi petinggi negara hampir tidak pernah meleset.
Meski demikian Rumanama menjawab bahwa soal siapa jadi jagoan mereka itu bukan masalah sebab komposisi menduduki jabatan di Kementerian, Badan & Lembaga Negara adalah hak prerogatif presiden.
“Wah ga ada jagoan jagoan mereka berempat memang paten dan layak, selebihnya itu hak progratif presiden,” pungkasnya.