Ada rasa haru, Bangga dan optimisme meski tetap dilanda kecemasan berat. Setiap tahun dikomandankan kemerdekaan Repubulik Indonesia dimana-mana dengan meriah, meski sentuhan pemenuhan hak-hak kemerdekaan kepada gressroot terasa apatis.
Perjuangan leluhur dimasa lalu tentu berbeda pasca kemerdekaan, sebelum tahun 1945 perjuangan merebut kemerdekaan dengan melawan penjajah, mengambil alih kendali kekuasaan, bertahan hidup dan bersatu padu menguatkan persaudaraan demi tujuan sama yaitu MERDEKA.
PASCA TAHUN 1945
Generasi awal pasca kemerdekaan tentu berjibaku menata persatuan dan kesatuan bangsa sebagai basicly membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), satu tekad dan Satu Tujuan, ketika itu situasi sulit melanda semua pihak, meski pembangunan pelan tapi pasti, komunikasi terbatas, semua faslitas porak-poranda akibat perang dan kesulitan memulai dari mana.
PERGOLAKAN PASCA MERDEKA
Presiden Soekarno dan HATTA sebagai wakil ketika itu selaku mandataris pengendali NKRI, mengalami kesulitan akibat banyaknya faksi-faksi dari ribuan Suku, Ras dan Lintas kepulauan, sementara fasilitas masih minim, komunikasi kurang lancar dan penjajah masih sangat kuat pengaruh dan kaki tangannya, akibatnya kesulitan mempercepat laju pembangunan.
PERGOLAKAN POLTIK TAHUN 1965
Kekuasaan berubah total dibawah kendali Bapak Soeharto selama 32 tahun kangkangi Indonesia dengan cara Nepotisme, Kolusi dan Korupsi bersyistem, dinamika politik dan centralisasi kekuasaan dibawah tangan besi Soehaeto cukup terkendali, sulit bersuara, tentu tidak asing lagi atas dukungan TNI-POLRI Full Power dan berpihak kepada presiden ketika itu, ekonomi kerakyatan digalakkan dengan istilah Repelita ( Rencana Pembangunan Lima Tahun ) secara berkala, totalitas ekonomi berbasis KOPERASI UNIT DESA ( KUD ) sangat kuat meski cukong-cukong pengendali harga sembako dari kolega Istana sangat massive dan dikunci murah harga habis-habisan oleh mereka, akibatnya rakyat bawah tetap saja berat mencapai kata sejahtera alias penjajahan berlanjut dari kita sendiri, karna kebijakan tidak berpihak kepada masyarakat luas, hanya menguntungkan sekelompok kecil menjadi konglomerat baru.
Cerita Baru Reformasi 1998
Sang wakil diuntungkan lengsernya Soeharto yaitu Bapak Prof Baharuddin Jusuf Habibie melanjutkan kepeminpiman presiden kedua Soeharto, meski hanya berkuasa selama 13 bulan pasca referendum Timur-Timur Gagal berdiplomasi dan lepas dari NKRI, karna dianggap gagal oleh elit politik yang notabene mereka juga tidak ikhlas dipinpim kader Soeharto sebagai anak emasnya ketika itu, tentu kita harus jujur bahwa penetrasi dan kemampuan otak cerdas Habibie bentukan Jerman harus diakui, dollar meroket pasca reformasi mampu ditekan habis-habisan dan yang diuntungkan rakyat kecil karna harga petani meroket akibat nilai-nilai produksi petani naik berkali-kali lipat dari biasanya. Nama Habibie harum dipelupuk mata petani umumnya.
Reformasi Berjanjut ketangan Sang Guru Bangsa KH ABDUL RAHMAN WAHID alias Gus Dur setelah sidang Istimewa MPR, lagi-lagi belum berbuat maksimal diturunkan ditengah jalqn oleh sekelompok otak licik dan rindu berkuasa, kekuasaan jatuh ketangan Sang Ibu Negara Megawati Soekarno Putri, sosok wanita pertama menjadi peminpin di NKRI, melalui tangan keibuannya menyelesaikan hingga masa jabatan 2004. Gus Dur dengan gaya santai mereformasi banyak hal dalam pemerintahan dan kemudian Ibu Mega melajutkan dengan semangat Soekarnoisme layaknya lahir kembali Soekarno Baru persefektif Reformasi.
PEMILU TERBUKA 2024
Lahirkan Presiden Baru Sang Jenderal Ganteng Bapak Susilo Bambang Yudoyono sapaan SBY Mengalahkan petahana dan meminpin dua priode 2004-2014, produk baru stock lama Sang Jenderal SBY dengan nuangsa demokrasi terbuka dan serba bebas bersuara kepublic, dilanjutkan Sang Walikota Tukang Kayu sukses dari Kota Solo menenbus lorong-lorong pilitik menjadi 01 DKI. Jokowi dan Ahok lakoni Gubernur separo jalan mendapatkan moment pilitik dan tepat memilih menjadi Capres dan digangrungi banyak orang ketika itu Sosok Bapak Ir.H. Joko Widodo sapaan akrabnya Jokowi, kalem tapi tegas membangun Indonesia dengan santai, gemar turun kejalan, dikenal merakayat, tahu perasaan orang-orang kecil, walaupun terganggu dan kesulitan menangkis kritis-kritis tajam lawan politiknya, namun Jokowi tetap Tegar berjalan laksana sosok Kacamata Kuda, gemar membangun Indonesia meski menyisahakan lonjatan Utang cukup tinggi saat ini pertanggal 31 Maret 2023 tembus sebesar 7.878.07 Triliun, jumlah yang fantastis, menggugah kita semua.
Merdeka 78 Tahun, mau Kemana?
Indonesia butuh sosok peminpin Nasionalis berjiwa Kebangsaan Besar, ditahun-tahun politik ini perebutan kekuasaan sangat sengit, masyarakat selalu jadi jualan politik jelang pemilu namun pasca pemulu selalu dilupakan bahkan dicuekin, suka atau tidak suka belum ada keberpihakan total kepada mereka, harapan besar perubahan di 2024 penggantian Presiden dan Parlemen muncul peminpin baru seirama satu tujuan yaitu MILIKI NIAT dan mengerjakannya serta keinginan kuat Memperbaiki NKRI secara TOTAL, awali dengan penguatan ekonomi berbasis kampung dan pedesaan bukan sempalan apalagi asal-asalan, masyarakat menanti dewa penyelamat Bangsa Raksasa ini, bonus Demografi salah urus akan berimplikasi fatal ratusan tahun kedepan, apakah kita tega dan rela menghukum generasi kita yang tidak punya salah dengan menelantarkan mereka akibat dosa-dosa turunan kebijakan yang kalian lakukan? Kita tunggu suksesi 2024. Terima Kasih
Abdul Rauf
Ketua Umum Kapten Indonesia
Penggiat Ekonomi Kerakyatan dan Pengurus Lembaga Perekonomian PBNU